Ku bentangkan cintaku untukmu nak…
Kala engkau masih segumpal darah
Sebelum ruh terpatri di ragamu
Kututurkan betapa aku mendambamu
Betapa kumenantimu dalam rentetan panjang do’aku
Kubisikkan padamu Asma-Nya yang telah menciptamu
Nak…
Kucoba kalahkan lemah ragaku kala itu
Tak ada payah yang tak terkalahkan
Saat tubuh lemahku kian melemah
Cinta untukmu menguatkanku
Hingga tangismu memecah keheningan
Membuncahkan cinta yang kian merebak
Ketahuilah nak, betapa indah engkau dititipkan untukku
Tawamu adalah obat yang paling mujarab
Tangismu adalah gelisahku
Engkaulah mujahid cilikku yang mempesona
Padamu kucurahkan seluruh kasih dan sayang
Padamu kuajarkan keimanan dan ketaqwaan
Padamu kuajarkan arti kehidupan
Kubekalkan padamu ilmu tauhid
Engkaulah surgaku kelak Nak…
Ladang amal yang tiada putusnya
Ketahuilah nak…saat engkau mendustaiku
Air mata ini mengalir, hati ini menjadi pilu
Bukan karena amarahku padamu pelita hatiku
Melainkan betapa aku gagal mendidikmu
Betapa aku tak bisa menjaga amanah-Nya
Tahukah?; engkau pelitaku,
Saat engkau lalai dalam sholatmu
Betapa diri ini malu kepada-Nya
Betapa diri ini tak layak dalam syurga-Nya
Akupun akan terjerumus dalam neraka-Nya jika kudiamkan kau
Sholatlah engkau Nak, sebagaimana aku sholat
Ketahuilah Nak…
Kala engkau menjadi anak yang solehah
Air matakupun kian menganak sungai
Bukan karena nestapa
Melainkan kebahagiaan yang tiada tara untukku
Syurgalah yang telah dijanjikan-Nya untukku
Anakku sayang,
Kini engkau telah menjadi mujahid sejati
Usai sudah tugasku kini
Kuhantarkan engkau kepada jalan-Nya
Jalan menuju pintu syurga-Nya
Jadilah anakku yang solehah
Agar ladang pahalaku tiada terputus
Subhanallah, betapa bunda menyayagimu
Kembali kusenandungkan cintaku untukmu nak, pelita hatiku
Bekasi, 8 Februari 2011 lalu
Karya : Sukma Meganingrum
Posting Komentar
Posting Komentar